Senin, 09 Desember 2013

H2O + CH2O = Cinta?

04.00
Seperti pagi-pagi sebelumnya, Sam terbangun dari tidur karena deringan alarm dari ponsel. Dan seperti pagi-pagi sebelumnya, Sam pun mematikan alarm itu untuk segera melanjutkan tidur kembali. Di luar jendela, sepertinya ia mendengar suara hujan turun. Tidak terlalu jelas baginya, apakah itu benar-benar suara hujan atau bukan. Lagi pula siapa yang peduli dengan hujan pagi-pagi begini. Sam lebih peduli untuk segera menarik selimut dan melingkarkan tubuh di bawahnya.

06.00, lewat sedikit sih …
Sam pun terbangun, dan kali ini benar-benar (harus) bangun. Walaupun masih bermalas-malasan saja di dalam ruang kamarnya. Dan masih saja Sam dengar hujan yang turun di luar kamar. Hmmm … bikin malas ngapa-ngapain.

Hujan yang turun sedari pagi adalah hujan yang selalu membawa memori.
Memori tentang aku dan kau: sang kodok dan sang bangau …


Demikian ditulisnya sebuah status yang tak jelas artinya di media sosial melalui Blackberry. Sama tak jelasnya dengan Sam, apakah mau berangkat kerja tepat waktu atau sengaja molor atau telat. Ya, memang biasanya Sam juga berangkat telat kok. Tapi dengan adanya hujan kayak gini sepertinya akan sangat mendukung ketelatan itu.

07.00, kurang lima belas
Sam masih saja bermalas-malasan di kamar. Membaca satu per satu dan mengomentari status di media sosial sepertinya memang lebih menarik daripada harus buru-buru mandi dan bersiap-siap berangkat kerja. Hujan, hujan dan hujan. Ya, hampir semua teman menulis tentang hujan pagi ini.

07.00, sepertinya lewat sepuluh. eh, lewat duapuluh …
Sebelum beranjak dari kamar, kembali Sam tulis sebuah status. Status yang sama-sama tak jelas seperti yang pertama tadi

“Let me go! Let me go!” rontaku kepada kasur yang hendak mencegahku pergi menerobos hujan pagi …

Sam pun segera mandi, dan kemudian berangkat kerja

08.00, tentu saja lewat
Datang terlambat, sudah seperti biasa. Jalanan memang tidak macet, tapi hujan memaksa Sam tidak bisa ngebut mengendarai motor. Baju dan celananya sedikit basah karena mantel yang dipakai sudah mulai bocor sana-sini.

Sampai di meja kerja, Sam menyalakan komputer. Tak lupa meminta bantuan office girl untuk membuatkan secangkir kopi. Hujan masih saja turun, tak ada tanda-tanda mau berhenti. Sam menulis (kembali) sebuah status singkat. Di media sosial, dan juga di Blackberry.

Hujan + Formalin = Awet

dan kemudian Sam bekerja

12.00, nggak boleh telat
Ya, untuk urusan makan siang memang nggak boleh telat. Kata dokter dan pakar-pakar kesehatan, telat makan itu mengganggu kesehatan. Dan kalo kesehatan terganggu, tentu akan berpengaruh terhadap produktivitas, baik itu produktivitas dalam bekerja dan juga menulis status tentunya. Haha …

Sam lihat notifikasi di Blackberry, ada yang memberikan jempol pada status-status yang ditulisnya. Juga ada sebuah pesan masuk di Blackberry-nya.

Oh, dari seseorang. Someone special. Sam pun membalasnya

Usai istirahat, sembari melanjutkan pekerjaan Sam pun sesekali berbalas pesan dengan someone special tadi. Hujan masih saja turun, berhenti sebentar, lalu turun lagi. Benar-benar hari ini hujannya awet. Mungkin bagi orang lain hari ini bukanlah hari yang menyenangkan, tapi tidak demikian bagi Sam. Meski tidak sedikit pun matahari memberikan cahayanya hari ini, wajah Sam tetap terlihat ceria.

Waktu terus berjalan, siang menuju sore. Masih saja hujan di luar sana, dan masih saja Sam berbalas pesan dengan seseorang. Sepertinya air hujan (H20) yang turun hari ini bercampur dengan formalin (CH2O), benar-benar awet.

Seawet keceriaan Sam hari ini. Ceria karena sebuah rasa.

“H2O + CH2O = cinta?“

Tidak ada komentar:

Posting Komentar