Rabu, 16 April 2014

Abimanyu

masih lekat di langit-langit ingatan
saat padang menghijau dan angin mendesir di ujung kemarau
dua jiwa kita saling terpaut serupa sepasang angsa di telaga saling berpagut
lalu pada dua pendar matamu aku jatuh tertawan

surya dan cakrawala adalah saksi abadi
sebuah ikrar suci terucap dua hati:
aku satu-satunya kamu
kamu satu-satunya aku

wai putra arjuna kekasih dewata
dengan berbusung dada kau datangi kurusetra
wai ksatria pandawa gagah perkasa
dengan nyawa kau gentarkan bharatayudha

ah, begitu lekas kau bergegas
sementara rasa itu masih membekas
dan sendiri ku redam perih tiada terperi
“selamat jalan abimanyu”

cinta sejatimu,
utari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar